MELINTAS LAUT JAWA DGN KAPAL PELNI (ekspedisi pontianak)

masa kecil.

 Karena setelah lihat film terbaik yang pernah saya lihat, the live of pi in 3d . saya jadi ingat masa kecil. karena pada usia 9 th saya pernah berpetualang dengan kapal feri ke pontianak. Berangkat dengan pakde dan bude, tanpa orang tua. Saya masih merekam benar seluruh kejadian, ok saya ceritakan ya, karena semakin kemari peminat kapal di jawa sudah menipis.

Kami harus ke semarang, pelabuhan tanjung emas, dan naik feri dengan membeli tiket sebelum keberangkatan langsung. Feri nya besar, tidak seperti kapal selat bali, tapi jg tidak sebesar kapal pesiar.


Sesampainya di kapal, kami langsung mencari dek (tempat tidur) karena meskipun ada tulisan di tiket, namun kenyataannya rebutan. Ruang dek ekonomi itu seperti asrama tentara, tempat tidur yang panjang dengan jeruji besi terhubung tanpa sekat. Sementara klo dek bisnis, seperti yang di tv2, mereka perkamar dan ranjangnya atas bawah.

Ternyata jumlah penumpang melebihi jumlah dek. Kami tidak kebagian, tp pakde berhasil membawa kasur (entah darimana), kami tidur di koridor kapal, sbenarnya jorok jg, karena orang-orang hilir mudik. Tapi tdk cm kami, ada byk klg spt kami, terlantar.

Percaya tidak ~ diwaktu itu saya hanya dibawa bekal ibu 50.000, bude kaget (memang biasanya bude heboh bangettt sih). Orang tua saya tdk pernah mengajarkan sy jajanan, katanya sih alasan kesehatan, ya masuk akal utk kondisi ekonomi kami yg hamdallah mampu..tapi lagi2 bude selalu tdk sependapat, terserahlah , memang tabiatnya heboh ~

Percaya tidak ~ saya gak kepikiran kamera, hp belum ditemukan, saya hanya kepikiran BUKU DIARI. Setiap hari itu saya mencatat kejadian di kapal. Termasuk keluarga yang nasibnya terlantar di koridor seperti kami. Salah satunya yang didepan kami, dia punya anak seumuran saya, saya dekati dan minta dia mengisi biodata di diari saya, namanya anna, dia dari semarang. Usia saya 9thn saat itu, buku diari itu kucel, 12x6cm, dan biasa saya beri tulis “dear diary” diawal kalimat.

Pernah suatu malam, ada semacam badai, tapi kecil, anginya ribut, kapalnya goyang sekali, saya tidak bisa tidur. Bude bilang ini cuaca tdk bagus, kamu minum antimo sj drpada mabok. Pertama kali saya tau kalau ternyata ada “mabuk laut”, dan penyebabnya.

Keesokan harinya, saya keluar ke anjungan kapal, banyak orang berkerumun, ternyata kami melihat lumba-lumba, oh indah sekali, mereka meloncat-loncat dengan sekumpulan lainnya. Karena saya pendek, jadi saya bisa ndlesep2.

Bicara lumba-lumba, pada usia 5th, di sekaten, saya pernah numpak lumba-lumba. Ceritanya, sd ibu sdg tour di sekaten, tapi saya digendong temannya ibu, guru juga. Terus mbak-mbak MC bilang, siapa yang mau naik lumba-lumba silahkan maju. Dengan keberanian saya maju sendiri tanpa ditemani ibu saya, saya jg gak percaya klo dgar cerita ini kembali. Tapi ibu meyakinkan saya, “ia, kamu kok kendel banget”. Sampai depan mbak MC bilang, ini orangtuanya mana?,  saya naik kapal yang disurung 2 lumba-lumba dan saya nangis. Karena orang-orang pada ngetawain saya. Hahaha, masih ada fotonya, saya suka sekali lihat foto itu.

Saya masih bisa merasakan, sensasinya kapal itu, diputer-puterin sama lumba-lumba, ombak yang kemana-mana, ya saya sadar betul rasanya.

Kembali ke kapal feri, kami makan pakai piring besi yang biasa dipakai di penjara, dan lauknya mmg tdk enak, sama sekali. Bude bawa indomie dan mie gelas byk sekali, “kalau km gak doyan makan ini saja”, dan dengan lugunya saya tanya “la iki nasinya mana bude”, bude jawab, “walah indomie pake nasi itu ajaran wong tuwamu saja nok, soale jarang2 ada lauk, wis gpp iki gak pake nasi sehat2 wae”.

Itu pertama kali saya sadar, kalau ternyata makan indomie dan chiki tanpa nasi itu tdk berbahaya, hahaha. Biasa ibu bilang banyak mechin akan bikin otak bodoh, malas, yang buruk2 lah (termasuk invetasi keluar negeri, karena candu makanan mechin. Spt  :ajinomoto, masako) 13 thn kemudian sy ke korea dan sangat setuju dengan ucapan ibu, karena membuktikan peradaban yang berbeda.

Hari terakhir, kami kapal, ada dek yang kosong di dalam kelas ekonomi. Akhirnya kami dapat tempat tidur. Saya gak betah banget sih sebenarnya, tapi ditahan-tahan, rasanya pengin cepat sampai di pontianak.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Plus Minus Sepatu Branded

Sakit lepas cuti ke2

Pilih Ongkos Kirim Mana ? (perbandingan Wahana, JNE, Tiki, Pos Indonesia)