Appearance dan Attitude,
Setelah aq pikir2 akhirnya aq mulai berani mengunggah foto gak jilbaban k sosmed, yang dibayangkan terjadi ? walaupun dalam Islam aq pernah dengar istilah “jangan banyak memikirkan kemungkinan buruk” namun karena biasa di bisnis aq jadi selalu sedia alternative.
Demikian dengan keberanian ku ini, karena pertama2 permasalahanku adalah baper sehingga utk mengatasinya aq harus belajar cuek atau sederhananya “yg ptg usaha dulu kalau uda maksimal dan g bs yaudah” itu aq terrapin di ibu2 yang minta batal, cancel, complain, di market place. Sebelumnya aq naggepin org2 kaya gitu dengan deg2an entah d shopee, lazada, blibli, tokopedia,
bagaimanapun mp adalah hal yg membatuku banyak shg aq mau tetap berjalan beriringan dan pelan2 jd lebih professional.
Kenapa perusahaan segede Telkom sd ada cs care ?, knp warung ss bisa bertahan disaat aldan dan warung senasibnya pelan2 berkurang ? krn ada kontak kritik dan saran, inovasi.
Aq jga pernah diajak kakak iparku bertandang ke perkebunan milik ss, wajar kalau jd besar.
Intinya aq harus siap dgn sgala kritik, jgn baper dan belajar cuek.
Akhirnya aq beraniin diri utk upload foto d ig, dan terjadilah orang2 pd tau, bapak ibuku jg, ttp cepat / lambat mreka akan tau dan aq lega uda menghadapi ini, disamping nnt ada tahap2 beriktnya.
Karena stigma jilbab yg belakangan ini berubah pula jadi aq mengkondisikan sbg sikap menghormati kalau sdg sama bapak, ibu, klg aq pakai. Singkat kata, sprti sekolah di muhamadiyah / di PT yg Islam2 yakni pakai jilbab utk formalitas k sekolah.
Apakah itu fake ?! sejauh ini itu lumrah (based experience temen2 d UMY, UIN, dan sekolah MUHA) krn prinsip disini “dimana bumi dipijak disitu langit dijinjing” jadi aq mencoba menghapus dalam2 istilah fake, aq ganti dgn menghormati, bgmnpun kalau disejajarkan dg org tua, anak muda yg salah begitu hukumnya dari dulu.
Pun aq juga ikut seneng liat kawan2ku skrg berjilbab semua, aq jg minta doa dr bapak ibu serta klg yg komen2 d foto g jilbaban supaya kedepannya aq bs istiqomah dlm berjilbab. Yg komen sebenernya jg cm 1 bulikku, mak amah pakai jilbab pas anaknya uda kuliah semua.
Rachel venya bilang “yg bikin takut berubah it netizen”, Marshanda “Jujur dgn kelainan bipolar (rumornya lepas dari ben krn ayah ben petinggi ldii wallahualam), Alma ex Taqi Malik sd berpindah agama, Tri utami krn tidak bersama suaminya lagi.
Makanya aq yg bukan siapa2 ini jangan baper ya, belajarlah cuek.
Dan Dari mereka diatas aq belajar jangan berubah karena seseorang, orang yang bs mencintai kamu apa adanya, dan siap dgn segala bentuk perubahan.
Aq jujr aja sebelum nikah kalau cari jodoh terdengar asing apalagi dgn kriteria dmikian, tapi kalau usaha harus bgt.
Cm kalau ud ngomongin rejeki, jodoh, dan maut, aq g bs bicara banyak, sudah tertulis d lauful mahfuz sejak dalam kandungan. Intinya berusaha yg terbaik.
Selain tdk baper aq jg belajar utk “gak gumun” dengan situasi artis2 diatas tiba2 pakai, kmd lepas, kmd nnt pakai lagi, atau gmn karena mgkn aq jg berada di proses yg sama dgn mereka, aq tidak lebih baik.
“Bgaimanapun jilbab itu wajib, tidak ada pembelaan yg bs mengalahkannya, jadi aq salah. Kmd kalau aq salah itu dosanya k suami, orang tua, dll, km tega ?! tidak ada istilah kata “tidak siap, blm bisa, belm dpt hidayah, dll””
Kalimat itu aq cerna, dan sd saat ini keyakinan itu beredar di masyarakat luas termasuk org tuaku dan klg besar. Karena yang beredar kabar demikian mhn maaf kalau kurang berkenan, aq salah tlg doanya spy aq bs jd lbh baik, silahkan hakimi aq. Sesimple itu, ia.
Belakangan ini aq mendapati penggunaan jilbab yg kurang linier, misalnya “mbak diapaki jilbabnya soale temen2 e pakai”, “mb g malu sama anak2”, “mb sekolah d muhamadiyah kok lepas pasang” and so on, dipikir2 apa hubungaannya ya, namanya perintah agama kok sm org lain. Habluminannas dan habluminAllah itu kan lain.
Tapi sbg masyarakat imajiner, aq bisa apa, dari lingkungan terdekatku aja aq sdh menghadapi penolakan pd “appearance”. Namun, belakangan aq sadari, manusia apalagi org dewasa punya pilihan dan berhak memilih.
Agama pertama di dunia, budha. Keraton dgn unggah ungguhnya masih bs eksis, Perempuan Islam yg belum mengenakan jilbab jg ada yang baik. Aq jd lebih berpikiran terbuka walaupun pergaulan ku sempit, meskipun lingkungan terdekatku menolak.
Sebelum benar2 memutuskan mengunggah d ig aq smpat menanyai temanku (random, bahkan ada yg aq ga kenal)
1. Jawaban paragraph diatas (yg beredar di masyarkat luas)
2. Temenku jg ada yang kaya km, sayang sih aslinya tapi mgkn ada hal apa yang membuat dia lepas, kalau tmn2 dekat harusnya mendoakan bukan malah menghindari
3. Ya ga bs dipaksakan
Kurang lebihnya 3 itu yang kudapati. Kenapa sih aq keliatan serius padahal ini kan perkara mudah ? ia karena ini inner circleku, dan tmn2 yg berteman aq d ig, youtube, twitter, fb dari tahun 2007 pasti tau aslinya aq g pakai, kmd proses pelan2, kmd gak.
Namanya proses apa itu salah, apa itu mengenal umur.
Dan salah / benar, belakangan aq sadari appearance dan attitude itu sesuatu yang berbeda, lain. Jadi jangan gumun nek mendapati kayanya orang baik kok gak dan sebaliknya.
Justru yang perlu dibenahi penghakiman, sudut pandangku, apa aq pantas gosipin dia tanpa mengetahui internal reasonnya.
Bagaimanapun aq masih bersyukur hidup di yogya, terbayang tmn2 d Aceh dimana perda mewajibkan memakai jilbab, suatu hari aq liat vlog anak aceh random cek tas kakak2 disana, biar berjilbab mereka simpan rokok, apa itu salah ?! sudut pandang mana nih, mau liat kakak ini sbg korban perda atau jilbabnya tapi kok merokok ?!
Aq jg mendapat kabar bahwa di Syria ada pengungsi bernama shamima beghum, yakni pelajar ketika 15 th direkrut isis kemudian “isilahnya sudah insaf” namun gbs pulang ke inggris karena nationality nya dicabut. Sudut pandang mana nih ?! lihat adik ini sebagai korban isis atau krn pilihannya tetap berangkat kesana ?
Sementara kalau shamima aq sih percaya bgt usia 15 thn itu labil2 nya, menurut aq pribadi belum dewasa tapi g tau ya UK Government, biasanya kalau lumrahnya yang kita tau orang barat (west, U.S), dan Eropa (UK, Netherland) mereka memberi kebebasan sejak dini.
Apapun keadaannya aq cukup tau bahwa di belahan bumi tanah rencong ada kejadian smacam itu, dan aq g patut utk menghakimi karena namanya orang dewasa punya pilihan.
Sebagaimana aq utk saat ini memilih menghormati org tua dan klg dgn memakai, pun aslinya aq temen2 tau sendiri ya hehe.
lutfan
Komentar
Posting Komentar