Masa Wabah COVID 19
Gak nyangka aq bisa hidup saat adanya wabah ini, banyak kisah yang sedih, yaitu dari tim medis yang terpapar, dokter yang meninggal sehubungan krn merawat pasien, begitu juga dengan pasien yang tidak terurus saking banyaknya yang ditangani.
Berbeda dengan china dan maju lainnya, mereka kaya, contohnya wuhan ketika ada pelonjakan pasien, dalam waktu hanya seminggu membuat rumah sakit yg bisa menampung 2000 orang yg terinfeksi, tenaga medis didatangkan dari segala penjuru China, dan yang paling penting APD / alat2 medis yang memadai.
Sementara di Indonesia paling miris ketika alat medis tersebut ditimbun oleh sebagian orang utk dijual mahal. Tatkala RS membutuhkan justru ga ada, mereka pakai alat seadanya spt jas hujan, helm, dll.
Miris memang, harga baju zirah utk pasien isolasi itu 500K sd 1,5M utk sekali pakai / 8 jam, makanya terbilang mahal.
Sebenarnya ketika virus it uda di wuhan, suamiku jg termasuk orang yg sgt peka thdp issue it, aq pesan masker 1 box, mulitvitamin, saat itu harganya masih biasa aja. Kira2 per Desember, baru pada Januari, Februari, March harganya sangat2 gak masuk akal.
Lalu bagaimana kabarmu ? usahamu ?
Awalnya hari jumat tanggal 13, tiba2 dan mendadak sepi bgt orderan, pdhl secara sistem sudah bagus. Rupanya ini adakah awal dari terjadinya "supply and demand" yang berbeda.
Sementara toko besar lainnya baru seminggu kemudian merasa penurunan omset, saya perhatikan di status mereka.
Sekarang di kantor ku yang terjadi adalah
1. Social Distance
2. Cashless
3. Semprot2 because the enemies are unseen.
Terpaksa juga menjual alternatif barang yang sedang dibutuhkan laba gak banyak, yg ptg cashflow jalan, utk biayain operasional dan gaji 3 employees dgn layak.
Menurut info ada yg karyawan di rumahkan, ada yg utang krn laundryan sepi sejak sekolah libur, ada yang gak bisa bayar tagihan sekolah.
Mudah2an badai segera berlalu, This too shall pass.
Berbeda dengan china dan maju lainnya, mereka kaya, contohnya wuhan ketika ada pelonjakan pasien, dalam waktu hanya seminggu membuat rumah sakit yg bisa menampung 2000 orang yg terinfeksi, tenaga medis didatangkan dari segala penjuru China, dan yang paling penting APD / alat2 medis yang memadai.
Sementara di Indonesia paling miris ketika alat medis tersebut ditimbun oleh sebagian orang utk dijual mahal. Tatkala RS membutuhkan justru ga ada, mereka pakai alat seadanya spt jas hujan, helm, dll.
Miris memang, harga baju zirah utk pasien isolasi itu 500K sd 1,5M utk sekali pakai / 8 jam, makanya terbilang mahal.
Sebenarnya ketika virus it uda di wuhan, suamiku jg termasuk orang yg sgt peka thdp issue it, aq pesan masker 1 box, mulitvitamin, saat itu harganya masih biasa aja. Kira2 per Desember, baru pada Januari, Februari, March harganya sangat2 gak masuk akal.
Lalu bagaimana kabarmu ? usahamu ?
Awalnya hari jumat tanggal 13, tiba2 dan mendadak sepi bgt orderan, pdhl secara sistem sudah bagus. Rupanya ini adakah awal dari terjadinya "supply and demand" yang berbeda.
Sementara toko besar lainnya baru seminggu kemudian merasa penurunan omset, saya perhatikan di status mereka.
Sekarang di kantor ku yang terjadi adalah
1. Social Distance
2. Cashless
3. Semprot2 because the enemies are unseen.
Terpaksa juga menjual alternatif barang yang sedang dibutuhkan laba gak banyak, yg ptg cashflow jalan, utk biayain operasional dan gaji 3 employees dgn layak.
Menurut info ada yg karyawan di rumahkan, ada yg utang krn laundryan sepi sejak sekolah libur, ada yang gak bisa bayar tagihan sekolah.
Mudah2an badai segera berlalu, This too shall pass.
Komentar
Posting Komentar