Kelahiran Anakku Elvandaru


 Hari ini tepatnya setahun yang lalu, aq harus ke RS untuk menunggu kepastian dari 2 hari 1 malam kontraksi palsu yang kupakai jalan jalan keliling lapangan perpustakaan prov. 
Masih jelas di ingatanku pagi jam 28/08/16 aq ke Hermina ditemani Paksu dan ternyata belum bukaan jadi aq tunggu di ruang rawat inap sekaligus partus. Pada pukul 5 sore bidan masuk dgn dr. Rukmono bilang bahwa "Kamu saya induksi balon yo, supoyo gek ndang bukaan", eh rejeki ternyata pas di cek sudah bukaan 2, "gak jadi tak balon, ditunggu saja alamiah" 

Begitu seterusnya sampai malam bukaan 4 mentok gak nambah, aq diberi obat penenang tapi kayanya gak ngefek krn kontraksi yg gitu deh :)
19/08/16 siang hari nambah bukaan 5, dan stuck sampai sore hari tepatnya magrib aq di induksi selama 5 jam. 

Induksi itu liquid dimasukkan di infus, bukaan 6 - 8 aq bisa tahan sakitnya justru paksu yang gak tega sampai gak mau masuk ruangan krn kasian sekali liat aq, katanya selepas persalinan "kamu keringetan dan bibir kering dan ky uda g sanggup". Memang sih rasanya saat itu "toh nyawa" orang bilang karena saking kontraksi induksi itu gak diberi waktu bernafas, marathon ! tapi gpp, justru dengan itu aq belajar bahwa perjuangan ibu itu utk melahirkan saja luar biasa, aq salam ibuku minta maaf.

Akhirnya last minute aq bukaan 9 dan 1 jam 2 jam menunggu gak nambah2, ya Alloh, suamiku dipanggil dokter, katanya selepas persalinan jua "mas, ini sudah maksimal kalau masih ndak bisa saya sc"

Waktu itu aq gak bisa berfikir apa2 cm tangisan dan kalimatullah yang ada hingga aq memberanikan diri UNTUK BERDIRI. Mendekap bapakku (satu2nya klg yg masih tega temaniku) dan dgn pelan pelan aq berdiri, memasrahkan pada gravitasi.

Aq ingat perjuangan Maryam, ibu dari Isa AS, melahirkan tanpa ditemani seorangpun, dibawah pohon kurma, menahan sakit dengan memegang batang / akarnya, masyaallah. 
Ayo berani berani, tidak sakit, dan bisa !

Aq merasa ada yang turun dr rahimku, segera aq rebahan dan minta suster utk cek bukaanku. Alkhamdulillah bukaan 10

Segera kereta bayi dan alat2 persalinan dibawa masuk, dipanggilah Bp Rizal Bayu utk menemaniku. Dr.Rukmono dgn "agak panik" pun bilang "kamu lebih enak posisi apa jongkok atau normalnya sih berbaring", "ya saya ikut umumnya pak" jawabku.

Anakku kuat sekali, terbukti dari ketubaku yang 42 minggu dan 2 hari 2 malam kontraksi tidak bocor, "bismillahirahmanirahim, saya gunting ya ketubannya" kata beliau

Proses persalinan santai aq dan dokter ngobrol2, bahkan beliau jg pesen roti bakar di pantry hehehe. 

"Ayo ngeden ya" kata beliau disertai nakes. 30 menit berlalu dan hanya sejumput rambut bayi yg keluar. Padahal aq semangat banget ngeden karena sebelumnya disuruh ngampet,
"Apa di vacum saja ya" tanyanya, dan dijawab suster "jangan pak, nnt kepalanya bentuknya beda", "baiklah klo gt episotomi"katanya

Percayalah, ngeden, episotomi (jalan lahir digunting), jahit, sungguh gak ada apa2nya, gak ada rasanya ! dibandingkan dengan menahan kontraksi, so far thats my point.

dan ketika setelah episotomi, aq ngeden lagi, dan entah bagaimana krn aq sangat2 fokus ! make it on top of my mind! tiba2 ada suara bayi, oeeek oeeek

Ya Alloh, i lose my words, speechless, Alkhamdulillah, puji bagi Alloh dan Rasul, and i couldnt resist to start singing "oh ibu dan ayah selamat pagi, ku pergi sekolah sampai kan nanti..." sembari jalan lahirku dijahit selama 30 menit dan sembari Inisiasi menyusui dini pula (baby diatas dadaku). "Ini dijaitnya banyak, tapi gak penting jg berapanya"

Lahirlah a tiny version of Ibu Lutfandita dan Bapak Rizal Bayu as Elvandaru :) 30/08/16 at 00.29 3,4kg

Setelah persalinan darah kotor dibersihkan, dan terjadilah pendarahan yakni merembes terus di kasur jadi aq dirawat di RS 3 hari untuk recovery, ditambah dgn back pain (kesulitan berdiri) karena tulang punggung yg berubah, ambaien keluar mjd susah duduk, bengkak pada payudara krn air susu (ngrangkaki), puting berdarah (karena lidah bayi yg kasar) sehingga setiap aq akan menyusui selalu tarik nafas dan berurai air mata lantaran sakitnya hingga ubun2 meski demikian aq salut krn yota mau meminum darah dr putingku (jadinya asi campur darah gt kali ya hehehe) disamping itu aq terjaga setiap jam sekali untuk menyusui anakku,


Alkhamdulillah ayah rizal menemaniku, tdk jijik dengan luka jahitan ku walaupun dy sdg masuk angin.


Kondisi ini berlangsung selama 4 bulanan kurleb, karena aq hiperlaktasi (terlalu banyak asi menyebabkan bayi tersedak yang menyebabkan malas menyusu, ttp harus dipaksakan ttp menyusu dgn puting (krn AR tdk pro dot)), aq jg pakai stagen/ korset kraket sampai 6 bln krn backpain

Its still long way to go :)

Sesampainya di rumah, usianya 3 hari, krn gak ada pembantu maka ibuku tiap pagi jam 3 bangun utk ngucek popok poop dan pee, jam 6.30 ibu harus sdh berangkat dinas, kira2 berlangsung selama 2 bulanan. Bapakku jg bekerja krn setelah pensiun pindah kantor ke Muhammadiyah. dan Ayah Rizal hari ketujuh sudah ke Tabalong lagi, jadi aq sgt2 belajar utk mandiri dlm proses mjd "new mom" karenanya 2 minggu setelah lahiran aq langsg naik motor utk beli clodi (popok cuci ulang jd gak bikin bayi iritasi), pampers, bedong, dll.

Aq belajar bagaimana mjd mandiri, dan tau diri, tnp suami, maupun ortu yg stand by siaga. Alkhamdulillah diberi Alloh kesehatan. As long as in Indonesia it still possible to do anything whether in abroad idk, hehe. Aq yakin anak berikutnya akan lebih siap !

Ayo mom, do not afraid to vaginal birth, its a fitrah as a woman.

Itulah kenapa tiap kali aq tanya ibu, "bu dulu lahiran gmn rasanya", selalu dijawab "sudah lupa", sungguh bagi seorang ibu, melahirkan dgn normal adalah hadiah untuk putra putrinya hingga sakitnya saja dengan mudah bs dilupakan :)



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pilih Ongkos Kirim Mana ? (perbandingan Wahana, JNE, Tiki, Pos Indonesia)

Sakit lepas cuti ke2

Plus Minus Sepatu Branded