Persiapan Nikah A to Z within Frugal Living
Tulisan ini murni dibuat untuk berbagi ilmu ya, bukan untuk menggurui ^^
6. Persiapan rapat besar
Semakin mendekati hari H, semakin banyak persiapan yang dilakukan. Sejak awal bapak sudah menggaris bawahi bahwa tema nikahannya adalah "tamu nyaman" sementara ibu punya prinsip "gak mainstream" jadilah kalau keduanya digabungin "tamu nyaman dan gak mainstream".
Saya dan adik saya yang mengelola konsep .. secara ortu PNS gitu loh yang sering ditinggal2 dan pikiran + kesibukannya gak keruan mikir banyak orang.
Saya dan adik saya yang mengelola konsep .. secara ortu PNS gitu loh yang sering ditinggal2 dan pikiran + kesibukannya gak keruan mikir banyak orang.
Kalau konsep saya pribadi "frugal life" alias hemat.. gmn caranya ya ? simak yaa...every detail has stories.
1. Jadwal rapat besar
Kalau saya menetapkan rapat besar ini dilakukan 1 kali saja dan H-30. Rapat besar ini lumayan rempong karena persiapannya.
2. Konsep busana seragam
Sejak kecil saya dan keluarga besar adalah orang yogya, calon saya juga yogya, maka sepakat busana "kasultanan ngayogyakarta". Dimana laki-laki memakai surjan dan ibu-ibu embak-embak mengenakan kebaya kutu baru.
I Love the way of classic, so natural.
www.forum.detik.com
Seragam yang disepakati adalah kebaya dan surjan sewa sementara jariknya pemberian.
Kenapa ? Karena dengan memberikan bahan kebaya pada kerabat dan saudara tentu merepotkan secara keuangan dan tenggat waktu yang dekat (so far).
Setelah ke toko kain dan melihat harga bordir memang tidak mahal ada yang 20-35K/m kemudian pemilik hajat biasanya memberikan uang untuk menjahit @50 ribu. Pada kenyataannya menjahit dengan diuber waktu biasanya lebih dari itu.
Kalau sewa all include 160K termasuk rias dan kebaya payet.
Untuk laki2 40K all include.
Jadi sepasang @200K.
Kenapa ? Karena dengan memberikan bahan kebaya pada kerabat dan saudara tentu merepotkan secara keuangan dan tenggat waktu yang dekat (so far).
Setelah ke toko kain dan melihat harga bordir memang tidak mahal ada yang 20-35K/m kemudian pemilik hajat biasanya memberikan uang untuk menjahit @50 ribu. Pada kenyataannya menjahit dengan diuber waktu biasanya lebih dari itu.
Kalau sewa all include 160K termasuk rias dan kebaya payet.
Untuk laki2 40K all include.
Jadi sepasang @200K.
3. Pemberian seragam
Setelah menimbang-nimbang dan tanya sana sini plus pengalaman pribadi ibu saya yang mengoleksi banyak sekali kebaya pemberian bahan dari orang (biasanya sekali pakai). Maka untuk rencana pernikahan saya, ibu bapak memberi seragam berupa "jarik" as simple as memang but ibu saya juga mewiru (melipat jarik sebagai simbol pemakaian formal) sendiri.
Ceritanya simbah putri dulu adalah pengrajin batik, jadi ibu diajarkan cara membatik salah satunya sampai tahap mewiru.
Wiru ada tekniknya loh (saya juga baru tau). Jadi tepian kain putih berada di depan kemudian dilipat seperti kipas hingga 5 kali.
Pertama-tama amati kain dan motifnya. Kalau motif kawung tentu lebih mudah dari motif parang karena tidak mungkin kebalik. Bagi laki-laki lipatan wirunya meliputi 4 jari sementara wanita 2 jari. Pemakaiannya wanita dan laki-laki berpasangan harus seragam jariknya. Ini sudah mutlak.
Saya dan ibu beli jarik ini di pasar beringharjo, di kios Bu Tjib. Kios kecil klasik dan Bu Tjib sendiri yang jual masih mengenakan busana Jawa klasik plus sanggulan. Saya dan ibu langsung ingat simbah putri rasanya..hehehe..
Memilih jarik di pasar secara harga mungkin sama jatuhnya dengan yang di retail toko kain seperti niagara namun yang membedakan adalah banyaknya motif yang bisa dipilih dan packaging yang lebih bagus (jadi kelihatan mahal gitu :p)
4. Buku Panduan
Bisa dibilang ini yang paling lama karena isinya tentang :
a. Panitia
Pembagian panitia harus sesuai dengan kondisi realnya.
Misalnya apabila kita melibatkan tetangga depan rumah yang ngontrak, pastikan dulu pada tanggal bulan tersebut dy masih ngontrak. kalaupun ternyata dy sudah pindah sebaiknya jangan dilibatkan.
Kemudian apabila ada saudara yang sakit jangan sampai dilibatkan jadi panitia yang mobile, namun tetap diberi seragam dengan pilihan monggo mau duduk dimana.
b. Denah
Kesekian kalinya saya berkunjung ke venue rencana hajatan, saya memfoto detail2nya. Dengan corel draw saya gambar denah nya walaupun tanpa skala tapi mirip2 kok, karena ada fotonya.
c. Jadwal
Jadwal harus jelas dan bagi yang mau rias di rumah diperbolehkan dengan catatan bisa datang ke venue 1 jam lebih awal.
d. Konsumsi
Punya bude-bude yang TOP dalam dunia perpancian memudahkan bagian ini. Bude-bude saya dari gunung, dengan senang hati membawa crew untuk membantu memasak di rumah
e. Display konsumsi
Untuk acara di rumah, tetangga yang punya catering bersedia meminjamkan displaynya
Untuk acara di gedung, kami pakai vendor yaitu teman Muhammadiyah bapak. Namanya Labbaika, siapa tau ada yang kenal ^^
f. Vendor dan CP
Saya juga membuat kolom vendor dan CP untuk memudahkan para panitia untuk berkoordinasi
5. Souvenir
Alkhamdulillah, dengan pengalaman saya buka jasa jahit kini saya pakai untuk menjahit souvenir sendiri. Tentu saya dibantu dengan seorang penjahit, yang dengan telaten menangani berbagai persoalan (lebayyy).
Bisa dibilang ini konsep souvenir yang cukup unique, jadi saya butuh beberapa orang untuk diajak kerjasama yaitu : sablon, operator mesin potong, penjahit.
FYI ini juga gak sekali jadi, karena pertama2 saya harus bikin konsep dan pola (sebelumnya sudah ada gambaran dari souvenir teman bapak) kemudian pola tersebut ukuran harus sama dengan karton. kemudian dipotong dan dicetak. begitu juga dengan kain.
yang paling sulit adlah menemukan penjahit yang loyal, disaat saya belakang merasa kenapa penjahit pribadi saya sepertinya kurang loyal dalam hal ini, but mungkin ini cm perasaan saya aja.. hehe.. hikmahnya saya menemukan penjait baru yang lebih low profile.
yang paling sulit adlah menemukan penjahit yang loyal, disaat saya belakang merasa kenapa penjahit pribadi saya sepertinya kurang loyal dalam hal ini, but mungkin ini cm perasaan saya aja.. hehe.. hikmahnya saya menemukan penjait baru yang lebih low profile.
Sudah jadi 700 alkhamdulillah ada bahan sisa dan ada bahan yang diberi teman
(gak sengaja waktu mau nyablonin kain dia kasih ke saya bahan, katanya dy habis jadi panitia di acara dan banyak bahan yang dibuang2 biar gak eman2 dya kasih ke saya setaunya buat cover tas)
(gak sengaja waktu mau nyablonin kain dia kasih ke saya bahan, katanya dy habis jadi panitia di acara dan banyak bahan yang dibuang2 biar gak eman2 dya kasih ke saya setaunya buat cover tas)
Setelah dipikir2 bahan sisa2 ini akhirnya saya bikin lagi untuk rencana acara insyaallah pengajian unduh mantu :)
Souvenir kalau kepanjangan bisa kali jadi satu halaman sendiri :D https://instagram.com/denayubag/
6. Persiapan rapat besar
Rapat besar itu butuh gladi resik, jangan sampai pas lagi presentasi malah keluarga inti gak kompak. Caranya beri kesempatan ibu untuk urus konsumsi, rias, busana dan kesempatan bapak untuk urus panitia, vendor, dll.
Rapat besar keluarga saya pakai LCD dan Proyektor (pinjeman dari sekolah ibu :p)
Pada acara itu buku panduan yang saya sususn dan revisi sampai 6 kali di presentasikan (akhirnya gak sia-sia jadi staff penelitian yang biasa ngeformat ms word sampai level mahirotun dan kebetulan bisa dikit2 corel)
Sementara bapak presentasi, saya membagikan buku panduan (saya cetak jam 10 malam di fotokopian jakal yang buka 24 jam (anak kampus pasti tau deh :p) karena sebelumnya ada kondangan di godean).
Uda cetak 30 masih aja kurang gak enak kan kalau buat rebutan (lebayyy).
Uda cetak 30 masih aja kurang gak enak kan kalau buat rebutan (lebayyy).
Setelah rapat pasti ada deh namanya revisi akhirnya sekarang masih proses bikin edisi ke 7, but so far everything running well. Sampai saya bikin daftar isi pencarian nama, since i knew there lot of ppl felt sleepy to reading.
7. Kukut2
Sebagaimana yang saya ceritakan, hanya kami berempat dan kebetulan semuanya productive yang tinggal di rumah ini, dan kukut2 sendiri dan membersihkan sendiri, mencuci piring sendiri, angkut2 sofa sendiri, dan mencuci korden sendiri karena kalau rapat agar terang korden di jendela dilepas sekalian dicuci.
Korden ini pun dibuat oleh ibu saya sendiri dari pertengahan dibuatnya rumah ini (how sweet) :)
Kembali saya bersyukur, ada mbak tina dan mas angkasa yang membantu keluarga kecil ini ketika beres2 dan ater2 makanan.
Salah satu hikmah yang saya petik dari rencana hajatan ini adalah frugal living / hemat "handmade is helpfull", hal-hal sepele yang butuh keuletan dan gak semua orang mau ngejalaninnya ini ternyata punya harga loh :) namun yang termahal adalah kepuasan karena tidak ternilai harganya .
halo mba...bisa minta kontaknya bu Tjib?
BalasHapussuwun sebelumnya
Hallo mba, mohon maaf saya gak ada cp nya, silahkan langsung kesana saja :)
Hapus